Selasa, 17 Januari 2017
Berbagi ilmu: Salah satu cuplikan puisi Sutadji
Berbagi ilmu: Salah satu cuplikan puisi Sutadji: Jembatan Karya: Sutardji Calzoum Bachri Sedalam dalam sajak takkan mampu menampung air mata bangsa Kata-kata telah lama terp...
Salah satu cuplikan puisi Sutadji
Jembatan
Karya:
Sutardji Calzoum Bachri
Sedalam
dalam sajak takkan mampu menampung air mata bangsa
Kata-kata
telah lama terperangkap dalam basa-basi.
Dalam
teduh pekewuh, dalam isyarat dan kilah tanpa makna
Maka..
aku pun pergi menatap, pada wajah orang.. berjuta
Wajah
orang jalanan. Yang berdiri satu kaki dalam penuh.. sesak bis kota
Wajah
orang tergusur .. wajah yang ditilang malang. Wajah legam.. pemulung yang
memungut.. remah-remah pembangunan
Wajah..
yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase indah.. di berbagai palaza.
Wajah..
yang diam-diam menjerit, melengking, melonglong, dan mengucap
Tanah
air kita satu
Bangsa
kita satu
Bahasa
kita satu
Bendera
kita satu
Tapi
wahai satudara satu bendera, kenapa kii ada sesuatu, yang terasa jauh beda
diantara kita? Sementara jalan-jalan mekar di mana-mana
Menghubungkan
kota-kota, jembatan-jembatan. Tumbuh kokoh merentangi semua singai dan lembang
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang di antara kita
Di
lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang dan otot linu mengerang.
Mereka,
pancangkan koyak-moyak bendera
Hati
dipijak ketidakpedulian pada saudara
Gerimis,
tak mampu mengucap kibarannya
Lalu,
tanpa tangis, mereka menyanyi
Padamu
negeri
Air
mata kami
Sajak-sajak
perjuangan dan nyanyian tanah air
Langganan:
Postingan (Atom)
Potre Koning: Geografic Wisata Alam Bondowoso Bondowoso terkenal dengan wisata alam yang sangat berlimpah. Salah satu wisata yang dik...